Rabu, 28 September 2011

Ketika Cinta Mengingatkan-Nya

Ketika waktu istirahat tiba, hampir semua murid berhamburan keluar kelas menuju sebuah kantin untuk memenuhi panggilan perutnya. Berbeda dengan Najmi dia hanya duduk di kelas bersama temannya yang lain, Najmi pun hanya duduk di bangkunya dan sedang asyik mencoret-coret buku tulisnya dengan beberapa huruf yang dirangkai menjadi sebuah nama, dan tidak lain nama tersebut adalah seseorang yang ia sukai.
            Berawal dari ketidaksengajaannya bertemu di suatu tempat, Najmi melihat seorang cowok yang langsung memikat hatinya, mungkin hanya sepintas rasa suka ketika ia melihatnya. Tetapi akhirnya dia bisa berkenalan dengan laki-laki itu. Entah apa penyebabnya mereka berdua sudah saling mengenal dan akrab satu sama lain. Najmi pun sangat senang tentang hal itu. Seorang cowok yang kelihatan tinggi, putih, dan baik itu yang membuat Najmi selalu memikirkannya. Meskipun Najmi dekat dengan cowok itu, tetapi dia tidak ada keinginan untuk pacaran. Dekat dengan cowok itu saja dia sangat senang.
            Bel berbunyi menandakan waktu istirahat pun telah usai, dan kini pelajaran pun di mulai kembali. Pikiran Najmi tidak bisa terlepas dari bayangan cowok itu.
Sampai-sampai Najmi tidak bisa berkonsentrasi dengan pelajaran yang diberikan oleh guru-guru yang mengajar. Tak lama kemudian adzan dhuhur berkumandang.
... Allahu Akbar... Allahu Akbar ...
Semua murid pun bergegas keluar untuk pergi berwudlu.Najmi pun menyadari apa yang telah ia perbuat tadi.
“Astagfirullah..” itulah kata yang keluar dari mulutnya. Ia pun bergegas untuk melaksanakan shalat di masjid.Setelah cukupberdoa dan berdzikir, Najmi pun bergegas kembali ke kelas.
            Tak lama kemudian jam pelajaran sekolah pun usai. Semua berlari dengan iringan langkah yang terburu-buru dengan decitan suara yang berisik.
”Emh..  Hari ini semuanya begitu singkat.” Ucap Najmi sambil berjalan keluar dari  kelas.
             Ketika Najmi menyebrang, dia melihat seseorang yang tidak asing berjalan di seberang sana. Ternyata dia adalah Naufal. Najmi pun langsung salah tingkah dengan wajah yang memerah, Naufal pun melihat Najmi dan ia langsung memberikan sebuah senyuman kepadanya. Saat itu pun  Najmi langsung membalasnya dengan senyuman tersipu malu yang terlihat di wajahnya.
♥ ♥....            
            Hingga pada suatu saat ada sebuah pengakuan yang sangat mengejutkan dan membuat hati Najmi berbunga-bunga yaitu ketika ada sepucuk surat yang datang dari Naufal, lalu Najmi pun membukanya dan kemudian membacanya.
Assalamu’alaikum...
kepada ukhti yang membacanya,
 sebenarnya Ana bingung mau nulis apa.
mungkin hanya sederet kata yang akan di sampaikan, Ana hanya ingin berkata bahwa sebenarnya... Ana menyimpan sebuah rasa kepada Ukhti, yah mungkin inilah perasaan hati yang tidak bisa di bohongi.. mungkin hanya sedikit kata yang mampu Ana ucapkan.
 Wassalam...           
            Sehentak ketika membacanya, Najmi pun merasa bahagia, pikirannya melayang-layang, karena cowok yang selama ini ia sukai juga menyukainya. Najmi pun sesegera mungkin membalas surat itu. Akhirnya mereka berdua tahu akan perasaannya masing-masing. 
            Tetapi Najmi pun sadar tentang hal itu adalah salah, meskipun tidak pacaran, tapi dengan selalu mengingatnya ia akan mudah terlena dan terjerumus kedalam kesalahan..           
            Najmi pun beristighfar, dalam hati kecilnya berkata. 
 “Astagfirullah.. ya Allah jangan biarkan hati ini berpaling dari Mu.” 
Najmi tahu cinta yang utama itu adalah kepada Allah SWT, ia takut tak bisa membedakan cinta yang seharusnya. Jadi saat ini Najmi hanya ingin mencintainya karena Allah SWT dan juga cinta yang ditentukan dalam porsi dan ketentuan yang telah disediakan. 
“Ya Allah tetapkan lah hatiku kepada-Mu, jangan biarkan diriku terjerumus kedalam kesalahan...”. Akhirnya ia menjaga jarak dengan Naufal, meskipun jauh tetapi mereka tetap dekat...
☺☺....
الحمد لله

Tidak ada komentar:

Posting Komentar